Beberapa saat yang lalu kami memiliki kunjungan atau perjalanan ke tipis mengelilingi kota Surabaya tercinta, sementara belajar tentang sejarah kota itu sendiri dan juga melihat-lihat uang lama dari mata uang lama sampai terbaru, semuanya di sini, di Museum Bank Indonesia. Banyak hal yang dapat dipelajari di kota ini, karena di Surabayalah lahir persatuan pemuda yang kuat, sehingga dapat menggulingkan perang November 10 yang sudah kita ketahui sebagai hari pahlawan. Jika Anda ingin mengunjungi Museum Bank Indonesia ini, terletak di dekat JMP.
Jika Anda ingin mengunjungi museum ini, mencoba untuk mengambil gadget Anda siap untuk diabadikan tempat yang berfungsi sebagai bank ini. Anda dapat belajar dan bayangkan kasir tua yang terlihat lebih seperti krangkeng dan berpagar di tempat, Anda juga dapat mengamati bagaimana Hancurkan uang yang telah kehabisan rentang nya. Semua ada di sana, yang paling penting adalah hubungan dengan dunia perbankan.
Selain itu, ada juga ruang penyimpanan uang yang sangat besar, Kamar ini terbuat dari baja tahan api. Suhu ruangan ini juga menetapkan dengan suhu tertentu sehingga uang tidak menderita kerusakan atau berjamur karen suhu yang tidak sesuai dengan rupiah kami. Semuanya sekarang hanya saksi sejarah yang tidak dapat berbicara, kita dapat mengamati sastra berapa banyak ditulis pada uang kertas kami.
De Javasche Bank adalah salah satu bank terkemuka era kolonial Belanda yang didirikan di Batavia pada tanggal 24 November 1828. Selain pusatnya di Batavia, De Javasche Bank membuka cabang di berbagai kota Surabaya, Solo, Jogjakarta, Cirebon, Makasar, Palembang dan Pontianak.
Kantor cabang De Javasche Bank Surabaya dibuka pada 14 September 1829 dengan kepala cabang pertamanya bernama Preyer f h yang dibantu asistennya yang bernama h. Buchler dan juga J. D. Loth sebagai Komisaris. Bangunan ini terletak di sudut Schoolplein (sekarang Garuda Road No. 1) dan Werfstraat (sekarang jalan penjara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar